Skip to main content

Selingan | Someone I Love The Most

So, aku lagi ada semangat buat nulis lagi hari ini. Akhir-akhir ini aku terinspirasi untuk nulis tentang someone i love the most, my sister. In fact, maybe kita terlihat sangat-sangat tidak dekat. Bahkan, setiap hari aku bisa aja selalu bikin dia nangis. Nyatanya emang gitu. Bahkan, ga cuma sekali doang nangisnya. Ibarat minum obat, itu durasi nangis udah overdosis untuk dilakukan. I think, aku memang keterlaluan tentang itu? but, sebenernya aku nyaman-nyaman ajasi ngelakuin itu, HAHA. I hope someday kamu baca ini ya, dek. Aku ga bermaksud untuk gamau deket sama kamu. Udah ku tulis di atas, judulnya aja someone i love the most. Kamu bisa berpikir dari situ bahwa betapa besarnya rasa sayangku ke kamu. Walau gabisa ngalahin rasa sayangku ke nabi muhammad, ehe.
Dari sebelum kamu lahir, aku selalu mengharapkan kamu ada buat aku. Berawal dari kekesalanku selama aku menjadi seorang ‘tunggal’ 13 tahun. Itu memang menyenangkan, kelihatannya. Aku bisa aja minta apapun tanpa ada yang menyaingi. Ayah ibukku juga cuma sayang sama aku. But, tidak semulus itu jalankku menjadi anak satu-satunya. Ayah ibukku adalah orang yang tergolong semangat untuk melakukan setiap pekerjaan. Jadi, bukanlah hal yang biasa untukku dititipi untuk menjaga rumah seorang diri. Seingatku, mulai aku masuk sekolah dasar, aku selalu pulang lebih awal dari ayah ibukku. Aku selalu membawa kunci rumah sendiri, pulang, dan masuk rumah dalam keadaan kosong. Kebetulan, memang rumahku tidak terlalu jauh dari sekolah, jadi aku selalu pulang dengan berjalan kaki. Mungkin sekali setahun saja kalau ayah dan ibu sedang santai aku akan dijemput oleh mereka, saat penerimaan rapot.

Walaupun begitu, aku tetep tau, lah, mereka sayang aku. Sayang kan gak diukur dari seberapa sering kita bersama, tetapi dirasakan dari seberapa banyak nama kita disebutkan oleh mereka didalam doanya. Ceileeeeh.

Bicara soal doa, kembali ke adikku lagi. Sekitar umur 9 tahun, mulai tuh aku ngerti. Aku ngerti tentang kalimat orang-orang yang ngomong ke aku, “dek fia gak bosen sendirian? Minta adik tuh sama ayah ibu.” Kalimat yang terdengar seperti alunan musik rock di telingaku, memekakkan. Aku mendengar itu hampir setiap hari, bahkan setiap saat jika aku harus bertemu dengan teman-teman ayah dan ibukku. Mungkin, sebelum umurku segitu juga aku udah diomongin tentang hal itu. hanya saja, aku yang belum mengerti apa maksud dari perkataan mereka. Barulah, setelah aku benar-benar paham, aku sempat merenung. Iya juga ya, kalau aku punya adik pasti seru banget. Ada orang yang bisa ku ajak main, ajak ngobrol, ajak gelud. Yap, gelud adalah salah satu keinginan yang sudah muncul secara natural dari diriku sebelum aku benar-benar punya adik. Makanya, gak heran kan, dek, aku selalu njailin kamu. Maaf ya. Ehe. Mungkin itu akibat aku teracuni oleh sinetron sinetron di tipi yang mengisahkan kehidupan tentang adik kakak yang selalu berantem. Entah juga deh.
Perjuanganku untuk bisa punya seoarng adik bukan tanpa usaha. Yaaaa, emang yang bisa mengusahakan hanya ayah dan ibukku, sih. tapi  bukan itu maksudku! Maksudnya, aku selalu berusaha berdoa yang terbaik. Aku selalu memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk diberi teman hidup. Iya, itu beneran. Hampir di setiap doaku aku selalu sisipkan itu. dan ga cuma ‘semudah’ itu untuk mendapatkannya dari kedua orang tuaku. Ibukku juga sebenarnya agak riskan untuk bisa mengandung lagi. Ia mengidap penyakit tulang belakang. So, sebenernya aku juga gak berani untuk meminta begitu saja tentang masalah adik ini. Tetapi, setelah aku melihat ternyata ayah dan ibukku bahagia bisa mendapat keturunan yang kedua, aku juga ikut bahagiaJ. Ya tetep aja takut, si.

Singkat cerita, ia lahir. Normal. Malam itu, malam jumat. Ayah bilang ketuban nya udah pecah. Terus kita naik mobil, ke rsud majenang. Eh inget ya itu malem malem. Iya, besok paginya aku sekolah. Dan aku benar benar berangkat sekolah. Malem itu aku tidur di rumah sakit kalau ga salah. Alhamdulillah si aku tetep bisa tidur karena ngantuk, hehe. Padahal ya ibukku terus terusan kontraksi gitu. Bahkan sampe aku berangkat sekolah aja adikku maish belom mau keluar. Barulah sekitar jam 10 pagi, adikku resmi keluar. Karena itu hari jumat, pulang sekolah aku harus ikut pramuka dulu. So, aku baru bisa ketemu adikku sekitar jam 4 sore, setelah sholat ashar. Di rumah udah ada mbah ku, begitu aku selesai sholat, aku langsung pamit haha. Maafkan aku, mbah. Aku naik sepeda tuh ke rumah sakit. Demi untuk bertemu adik baruku. Gila ya aku seneng banget sih. asal kamu tahu, dek. Aku langsung ceritain dengan bangganya ke temen-temenku kalo aku baru saja resmi menjadi seorang kakak. Aku masuk ke ruangan, cuci tangan, lalu aku pegang pipi adikku. Dia lansung senyum masa begitu ku pegang. Aaah seneng banget aku. Ada kok fotonya, dia kaya senyum gitu. Walaupun gatau senyum beneran atau enggak. Jujur sebenernya aku ga berani terlalu banyak berinteraksi saat itu, karena aku takut ada bakteri/virus yang aku bawa dari luar. Aku gamau adikku sakit.

Beberapa hari berlalu, adikku pulang. lalu aku menjalani hidup dengan peran baruku sebagai kakak. Yang yaa walaupun sebenernya aku ga berperan untuk berbuat apapun.

Dari semenjak adikku meliat dunia, aku selalu berharap, aku berharap agar dia kelak akan menjadi pribadi yang minimal lebih baik dari kita semua, dari aku, ayahku, dan ibukku. Maka dari itu, akupun bertekad untuk bisa membimbing dia dengan apa yang aku bisa. Aku pengen dia bisa cepet pinter baca, nulis, hitung, dan lain lain. aku juga sering ngajarin dia bahasa inggris. Aku mulai ngajarin dia sejak dia udah bisa ngomong. Mungkin sekitar umur 3 atau 4 tahun.

Saat aku mulai nulis ini, umur dia udah menginjak 5 tahun.  Sekarang dia ada di kelas TK B.
Awal aku ngajarin dia, aku semangat banget. Parah. Aku bertekad untuk jadi guru les dia. Pokoknya aku berharap banget dia bisa tumbuh jadi anak yang lebih dari yang lain. sayangnya, aku kurang bisa mengontrol diriku. Susah banget buat sabar menghadapi dia. Apalagi sekarang, dia udah lebih ngerti, udah lebih paham udah lebih pinter. Masalahnya, pinternya bukan pinter sesua ekspektasi aku. Pinter dia untuk bisa melawan aku. Ku ajak belajar susah banget. Ku ajak sholat selalu menolak. Yaudah, apa dayaku, yang apalagi aku udah gak tinggal menetap di rumah. Aku hanya bisa terus berdoa buat dia.

Dek, kalo kamu beneran baca ini, kamu juga harus tau dek. Aku selalu bikin kamu nangis kalau kita ketemu. Tapi, percayalah, aku beneran sayang sama kamu. Disaaat aku membentak kamu “jangan” pasti kan aku ikuti dengan alasannya. jangan, nanti jatuh. Jangan, nanti rusak. Jangan, nanti ilang. Dan lain sebagainya. Aku gak mungkin tanpa alasan melakukan semua itu. aku gak mau kamu merasakan dampak buruk yang akan terjadi dari setiap kelakuan anehmu. Aku tau, kamu emang masih belum paham diumur mu yang sangat sangat muda sekarang ini. Jujur, kadang aku justru takut. Aku takut, kalau kelakuan kelakuan anehmu itu bakal kebawa sampai kamu dewasa. Makanya aku juga sering bikin kamu gak melakukan itu lagi. Sayangnya, sampe saat ini aku belum bisa.

Sebenernya ‘kelakuan aneh’ itu lebih kearah kelakuan mu yang aku gak suka si. Aku ga suka karena itu bisa berdampak buruk buat kamu kedepannya. Cuma, kan, emang susah ya buat ngasih ngerti ke kamu sekarang. Ya, aku cuma bisa berdoa tuh kalo udah kaya gitu. Percayalah juga, namamu selalu aku sebut setelah nama aya ibu kita, dek. Aku selalu berdoa biar kamu ajadi anak yang bener, baik, dan sukses kelak. Aku gak mau kamu menyesal kaya aku. Semoga kamu gak menyia-nyiakan hidupmu di dunia ini. 
.
.
.
ditulis: 27.07.19
=======================
🔻Follow me:
on instagram

on youtube

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH TEKS DISKUSI SINGKAT

LARANGAN SISWA MEMBAWA SEPEDA MOTOR KE SEKOLAH             Sepeda motor sudah tidak asing lagi bagi semua masyarakat Indonesia. Bahkan, para remaja pun kini sudah terbiasa mengendarai sepeda motor. Jika ditelusuri lebih dalam sebenarnya banyak sekali dampak negatif penggunaan sepeda motor. Itulah sebabnya mengapa banyak sekolah yang mengeluarkan larangan bagi siswa.             Ada beberapa orang yang bertentangan pendapatnya dengan larangan tersebut. Mereka memiliki pendapat masing-masing. Antara lain, dengan siswa membawa sepeda motor ke sekolah, mereka tidak harus menunggu kendaraan umum untuk berangkat dan pulang. Dengan begitu, waktu yang mereka gunakan lebih singkat. Kemudian, siswa yang jarak tempuh antara rumah dan sekolahnya jauh lebih mudah menggunakan sepeda motor dibandingkan dengan harus menunggu kendaraan umum.       ...

SANDI-SANDI DALAM PRAMUKA

1. Sandi AN sandi AN       CONTOH : 1. CNEWB = PARJO                         2. GNYV    = TALI 2. Sandi AZ Sandi AZ beserta contoh 3. Sandi Kotak 1 4. Sandi Kotak 2 5. Sandi Koordinat CONTOH: RT/HP/ET/MP/HI/AU                    M   E    L   A    T    I  6. Sandi Angka CONTOH: 3/4/22/0/13  15/4/13/6/6/0/11/0/13/6 = DEWAN PENGGALANG 7. Sandi Udang         SANDI UDANG adalah sandi yang di balik    CONTOH:      AKUMARP = PRAMUKA  

Hobi | Bagian Tiga

Setelah sekian lamanya aku gak nyentuh software-software design di komputer ataupun laptop karena ayahku yang udah punya bisnis lain dan aku   juga udah punya kegiatan yang lebih padat di sekolah, akhirnya saat aku SMA, aku memulai lagi untuk membuka mataku dan memulai lagi mengenal software-software tersebut. Jadi ceritanya waktu pertama kali aku masuk SMA, pertama kali nya aku diberi sebuah amanah yang menurutku cukup besar untuk seorang yang belum pernah menerima amanah apapun di SMA yang cukup jauh dari rumahnya itu. Aku mendapat amanah menjadi seorang wakil kepala department media rohis sma ku, poh al uswah. Awalnya memang aku bersikap biasa saja mengenai hal tersebut. Akan tetapi, ternyata hal itulah yang justru membuat perjalananku sedikit berubah dan membuatku menemukan hal-hal baru baik dalam diriku maupun hidupku. Aku pernah sih bahas tentang amanahku itu di tulisanku yang episode “masa kuliah”, cuma akulupa part berapanya. Yang jelas, amanah jadi wakadept itu yang ...