Mungkin semenjak saat itu, diumurku yang masih sangat muda,
sudah sangat banyak ya foto-foto ataupun gambar-gambar random yang sudah
berhasil aku edit seadanya. Dari mulai fotoku sendiri, fotoku bersama
sudara-saudaraku, dan foto-foto lainnya. Aku juga mendapat komentar yang cukup
positif dari saudara-saudaraku. Yang jelas, aku tidak pernah berhenti untuk
mempelajari halhal yang berkaitan dengan software, terutama software
editing di komputer. Aku senang sekali saat melihat ayahku mengotak-atik
kemampuannya membedah hardware dan software. Aku bersyukur sekali
bisa memiliki ayah sehebat dia.
Tidak selesai sampai disitu. Ada sebuah keanehan dalam
diriku. Walaupun semenjak kejadian itu aku sering sekali dimintai tolong oleh
ayahku untuk membantu pekerjaannya, yaitu untuk mengedit foto, ada satu hal
yang paling tidak bisa aku lakukan dan aku malah cenderung membencinya jika aku
disuruh melakukannya. Menggambar. Ya, aneh kan ya?
Pernah waktu aku TK dulu, aku sampai menangis saat aku
diberi tugas untuk menggambar di sekolah. Aku merasa tidak percaya diri ketika
aku menggambar. Rasa tidak percaya diri ku itu semakin menjadi-jadi ketika aku
melihat karya-karya teman-temanku yang luar biasa bagusnya (untuk anak
seumuranku) yaaa waktu itu aku tidak tau lah yang namanya orang punya bakat
sejak lahir, haha. Jadi yang kau pikirkan justru hanya sekedar aku memang tidak
bisa nggambar dan aku gak mau nggambar. Bahkan untuk memegang pensil gambar dan
bukunya saja pun aku tidak mau. Aneh sekali si fia kecil ini. Sangat
berkebalikan dengan apa yang sering aku lakukan di rumah, yaitu membantu ayahku
mengedit foto di komputer dan sekaligus membuat editan-editan foto random
lainnya.
Ketakutanku untuk menggambar manual terbawa hingga aku duduk
di bangku sekolah dasar, bahkan hingga SMP. Saat SMA memang ketakutan itu tidak
hilang, hanya saja aku berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa,
hahaha. Malu lah masa dikasih tugas nggambar njuk aku nanges:V. waktu SD pernah
tuh aku disuruh nggambar, dengan segala kekuatan hati dan jiwa serta ragaku aku
menggambar. Gambarnya selesai, dengan aman tanpa aku tiak perlihatkan gambar
itu pada siapapun. Tapi, sampailah pada waktu istirahat. Aku kumpulin kan
gambar itu ke meja guru di depan kelas, yakali masa mau aku bawa pulang lagi
buat apa aku nggambar. Eh. Dengan isengnya salah satu temen cowo ku yang super
duper nyebelinnya, dia bawa bawa tuh gambarku keliling-keliling sekolah. Ya
walaupun sekolahku cuma sebesar setengah lapangan basket SMA ku, tapi tetep aja
kalo digituin pastilah aku malu. Akupun gatau maksud dia pamerin gambarku itu
apa. Positif thinkng aja mungkin dia suka HAHAHA walaupun ga mungkin dan jujur aja aku emosi. Tapi, entah kenapa saat
itu aku cuma diem. Ya buat apa juga marah orang udah terlanjur pada tau juga
gambarku kek apa. Kaasian ya fia kecil, sedih.
====================
Comments
Post a Comment